20 Juli 2017 para peserta terpilih telah berkumpul di
terminal pelabuhan Tanjung Priok Jakarta untuk segera berangkat ke Kep. Natuna.
Sebelumnya, aku menuju Jakarta dengan menggunakan kereta api dari Blitar. Ini adalah
pengalaman pertamaku pergi jauh sendirian. Lumayan takut sih tapi seru dan
menantang. Sesampai di Jakarta aku turun stasiun Jatinegara. Disana aku dijemput oleh
tanteku. Aku menginap di apartemen beliau untuk semalam saja dan esoknya sudah
harus berangkat ke Kep. Natuna.
Pada momen-momen menunggu kapal datang, aku mengalami kejadian
yang sangat tidak terduga. Sebenarnya ini cerita yang tidak patut diceritakan. Waktu
itu benar-benar merasa ingin pulang saja gara-gara kejadian itu. Tapi setelah
melalui kejadiannya, aku benar-benar lega dan ngakak sendiri mengingatnya. Apalagi
kalau diceritakan secara langsung itu akan sangat lucu. Tapi disini aku tidak
akan cerita detail tentang hal tersebut. Malu lah aku. Ehehe..
Kapal sudah datang namun masih bongkar muat. Kami berpindah
dari menunggu di depan indom*ret menuju ke dalam terminal. Orang-orang yang
menunggu kapal sangat banyak. Disana kami benar-benar berjubel. Dan saat itu menjadi
pengalaman pertamaku juga di pelabuhan dan melihat kapal-kapal sedang bersandar
di pelabuhan. Bagus!
Pintu terminal sudah di buka untuk menuju ke kapal. OMG! Semua
orang lari menuju kapal. Karena aku tidak pernah naik kapal laut sebelumnya, aku
bingung, hanya mengira-ngira bahwa semua orang itu pasti berebut tempat di
kapal. Oke, akhirnya aku dan teman-temanku membawa barang sambil berlari. Waktu
itu penumpang kapal sangat banyak, aku berada di barisan lumayan depan sebab
wanita disuruh menuju ke kapal dahulu sebelum laki-laki. Ternyata hidup benar-benar
ganas. Para laki-laki pun tidak mau mengalah, mereka mencari jalan keluar lain untuk
bisa bersegera ke kapal. Para penjaga saja tak mampu membendung mereka. Semua orang
berlarian. Rasanya seperti di kejar-kejar zombie, semua orang bagaikan zombie
yang ingin menerkamku. Aku dan teman-temanku berlari sambil membawa barang-barang.
Untungnya waktu itu fisikku kuat. Aku berlari tiada henti sampai di tangga
menuju atas kapal. Aku tidak mengira akan seperti ini. Sangat melelahkan.
Sesampai di deck, aku hanya bisa berdiri membeku melihat
keadaan tempat yang akan kami tempati di kapal ini, aku begitu shock. Benar-benar
shock. “Hah?! Sumpah?! Aku akan tidur bersama para laki-laki?! Hwaaaaaaaaaaaaaa!!!
Tidaaaaakkk!!!”. Kurang lebih hatiku meronta seperti itu. Aku masih harus
meyakinkan diriku dengan bertanya kepada temanku. “Kita beneran akan tidur
disini? Gak ada tempat khusus wanita gitu?”. Dan jawaban temenku enteng saja,”enggaklah.
Ayo cepetan! Keburu kehabisan tempat.”. Sambil berjalan aku masih tidak menyangka
aku akan tidur tanpa sekat dengan laki-laki. OMG!
Seperti inilah keadaan tempat kami :") |
- BERSAMBUNG -
Nilai yang mungkin bisa kita ambil dari ceritaku di atas adalah "Hidup ini keras. Dimakan atau memakan."
Wih kereeeen ceritanya! Semangat deeek ❤❤
BalasHapusiya mbak, terimakasih ya mbak panutanque untuk semangatnyaa dan terimaksih juga sudah mau mampir hehe
Hapus