Kep. Natuna #eps 5 : Keadaan di Atas Kapal

Mempersiapkan kebutuhan program di atas kapal


Kegiatan kami di kapal selama sekitar 4 hari perjalanan dari Jakarta ke Kep. Natuna adalah berkeliling kapal, menunggu waktu makan, foto-foto, nongkrong di kantin kapal, tidur, mempersiapkan kebutuhan program, dan hal lain yang bisa kami lakukan. Kadang menjadi sangat membosankan. Menggerutu dalam hati,"kapan sampainya?". Ditambah lagi keadaan kapal yang sangat panas dan lembab membuat kami bagai cacing kepanasan. Apalagi aku memakai kerudung panjang yang tidak bisa dilepas di deck sebab ada laki-laki disekitar. Ingin bermain gadget atau sekedar mengecheck media sosial, tapi tidak ada sinyal sama sekali. Jelas saja, kami berada di tengah laut. Saat ada pulau kecil yang nampak, aku buru-buru mengambil Hp, sapa tahu sinyalnya sampai di Hpku. Tapi kadang pulau itu tidak berpenghuni atau tidak dilengkapi tower pemancar sehingga agak kecewa juga saat sinyal tetap saja tidak muncul. Begitu ada sinyal, aku sangat gembira. Notifikasi media sosial berebut masuk. Sungguh lega. Aku bisa menghubungi orang-orang yang nun jauh disana.

Baby Shark hehe
Untuk membunuh kebosanan, kami mencoba membuat apa saja yang akan di butuhkan saat program berlangsung. Seperti foto di atas, para anggota di tim pendidikan mempersiapkan tarian baby shark untuk diterapkan kepada siswa-siswi di desa Sepempang, Kep. Natuna.

Yang juga ditunggu adalah suara dari speaker kapal di setiap deck yang mengumumkan saat waktu sholat sudah mulai serta waktu makan sudah tiba. Suara dari bapak-bapak yang mengumumkan lewat speaker terdengar lucu dan kadang dibuat-buat sehingga kami bisa sedikit terhibur. Ketika aku mulai mengambil makan, aku sedikit terkedjoet saat melihat makanan tidak sesuai dengan bayanganku. Aku kira makanan yang tersedia akan sangat lezat. Tapi ternyata jauh dari ekspektasi. Untungnya aku masih bisa mentolerir. Untungnya lagi aku dan beberapa teman membawa cadangan makanan seperti sambal goreng tempe, abon dan sebagainya. Jadi, kami sering berbagi makanan agar mampu menghabiskan seporsi makanan itu. Foto dibawah ini termasuk makanan yang enak di kapal pelni. Pernah saat itu makan hanya dengan potongan ikan dengan bumbu kuning, tapi sangat amis. Bahkan rasanya seperti makan ikan mentah (enakan sushi salmon sih, yaiyalah). Aku makan sambil menahan nafas, kalau tidak begitu aku bisa muntah. Dan dalam kondisi yang seperti itu, aku melihat sekitarku, terlihat orang-orang bisa makan dengan tenang tanpa rewel dan segera menghabiskannya. Aku merasa terlalu manja dengan semua ini. Seharusnya aku bisa mensyukuri makanan yang diberi. Bayangkan saja, dengan harga murah (ini aku tanya ke Mbak Inay yang beliin tiket, soalnya fully funded programnya hehe) aku masih diberi makan 3x sehari selama kurang lebih 4 hari.

Makanan kami yang seadanya

Mengisi waktu degan bermain di kantin kapal

Tempat mengambil makanan


- BERSAMBUNG -

Komentar